
Meriahkan Ulang Tahun Kota Jakarta dengan Berkunjung ke Pekan Raya Jakarta
PRJ diadakan pertama kali pada tahun 1968 pada masa pemerintahan presiden Soeharto di Kawasan Monas hingga tahun 1992 yang pindah ke kawasan Kemayoran yang seluas 44 hektar dari awalnya yang hanya menempati areal seluas 7 hektar. Pada awalnya, PRJ disebut Djakarta Fair (DF) dan berubah menjadi Jakarta Fair hingga menjadi Pekan Raya Jakarta. PRJ digelar di Jakarta dengan tujuan untuk menyatukan berbagai jenis kegiatan pasar malam di dalam satu pameran besar serta untuk mendorong kegiatan ekonomi dan lapangan pekerjaan masyarakat Jakarta. PRJ menjadi arena promosi untuk kegiatan perdagangan dan perindustrian serta melestarikan budaya Betawi kepada khalayak ramai.

PRJ pada tahun ini, telah memasuki usia ke-45 tahun, diselenggarakan dari tanggal 14 Juni hingga 15 Juli 2012 di JIEXPO Kemayoran dengan tema "Majulah Jakartaku, Jayalah Jakartaku". PRJ dibuka setiap hari sejak pukul 15.30 - 22.00 pada hari biasa dan pukul 10.00 23.00 akhir pekan. Tiket masuk untuk hari Senin-Kamis sebesar Rp. 20.000 dan Rp. 25.000 untuk hari Jum'at-Minggu untuk dewasa dan anak-anak yang tingginya sudah mencapai 100 cm. Shuttle bus disediakan gratis di lapangan Monas bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke PRJ ini sehingga pengunjung tidak mengalami kendala untuk mencapai tempat ini.

PRJ setiap tahunnya dimeriahkan oleh atraksi kebudayaan, ondel-ondel serta pertunjukan artis-artis papan atas yang menghibur masyarakat, selain itu juga terdapat Pesta Kembang Api Spektakuler, Panggung Kesenian, Karnaval, Pemilihan Miss Jakarta Fair serta pameran berbagai macam produk dengan harga dan promosi yang menarik. Pameran dibagi menjadi berbagai kategori yang menempati beberapa hall, seperti produk elektronik, perlengkapan rumah tangga, kendaraan bermotor, makanan dan industri kecil, UKM serta koperasi dari berbagai daerah di Indonesia.

Jika anda ingin menikmati aksi panggung dari artis ibukota, anda bisa menuju ke bagian Panggung Utama yang menampilkan artis-artis yang berbeda setiap harinya. Di bagian Gambir Expo, anda akan merasakan suasana pasar malam yang sesungguhnya dimana banyak terdapat stand-stand jajanan, kerajinan dan makanan yang meriah karena disajikan secara menarik dibawah lampu-lampu yang gemerlap. Di PRJ, anda dapat menikmati makanan khas Betawi Kerak Telor, juga American Donat yang merupakan oleh-oleh khas PRJ. American Donat itu sendiri merupakan perintis donat yang digoreng dengan mesin otomatis yang pertama kali ada di PRJ.

PRJ diadakan setiap pertengahan tahun, yaitu bulan Juni-Juli yang bertepatan dengan libur anak sekolah. Karenanya PRJ selalu ramai didatangi oleh keluarga dan rombongan yang berasal dari kota Jakarta ataupun kota-kota lainnya. PRJ menjadi tempat keluarga untuk membawa anak-anak mereka mengisi liburan sekolah mereka. Yang perlu diperhatikan para orang tua adalah menjaga anak-anak mereka dalam pengawasan dikarenakan banyaknya pengunjung sehingga ada kemungkinan anak anda tersesat atau terpisah dari anda. Selain itu dengan luas sebesar 44 hektar, anda perlu menyiapkan kondisi fisik anda untuk berjalan kaki menyusuri stand yang satu ke stand yang lainnya.

Namun jika anda merasa lelah, anda dapat mengelilingi arena PRJ dengan membeli tiket untuk menaiki mobil keliling seputar PRJ. Disana juga terdapat Family Recreation Park sehingga anak-anak tidak akan bosan selama di PRJ. Selain itu anda juga bisa mengistirahatkan kaki anda di food court atau stand makanan yang banyak terdapat di setiap pelosok arena PRJ. Jenis makanan yang tersedia di PRJ terdiri dari berbagai macam, baik makanan cepat saji, khas Indonesia ataupun makanan negara lain. Malam hari merupakan waktu kunjungan ke PRJ yang sangat tepat. Sesuai dengan tujuannya untuk menyatukan pasar malam di satu tempat, maka pada malam hari, kemeriahan PRJ semakin memuncak diiringi dengan pertunjukan musik dan budaya serta gemerlap lampu dari setiap stand di arena PRJ.
Keberadaan PRJ harus dilestarikan, selain dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di Kota Jakarta juga mengenalkan budaya Betawi kepada masyrakatumum terutama anak-anak sehingga mereka tetap mengenal kebudayaan bangsa sendiri. (Dylla Aswin, indotravelers.com)