Museum Kereta Api Ambarawa

Waktu seakan berhenti di tempat ini. Museum kereta Api Ambarawa awalnya merupakan stasiun Ambarawa yang dialih fungsikan menjadi Museum. Di zamannya stasiun ini memang sudah terkenal dengan kelengkapannya, sehingga di masa kini menjadi daya tarik wisata yang tidak boleh anda lewatkan.


Di Museum kereta Api Ambarawa anda bisa mencoba kereta wisata yang akan membawa anda berjalan melihat pemandangan pegunungan dan danau Rawa Pening yang indah dengan menggunakan rangkaian kereta api dan lokomotif uap yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. Ketika jalanan menanjak, anda akan melewati rel kereta yan bergerigi, ini adalah rel kereta bergerigi terakhir yang masih difungsikan di Indonesia. Demikia pula dengan lokomotifnya yang bernomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen, lokomotif uap bergerigi ini merupakan satu tiga kereta uap bergerigi yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India.

Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa

Koleksi Museum

Selain melakukan napak tilas menggunakan kereta uap, di tempat ini wisatawan dapat melihat banyak koleksi sejarah perkeretaapian Indonesia. Stasiun Ambarawa yang aslinya bernama Stasiun Willem "I" saat ini tidak lagi difungsikan sebagai stasiun umum, namun demikian bangunan stasiun antik yang sudah ada sejak tahun 1973 ini memiliki kondisi yang sangat baik, cocok untuk anda yang menggemari bangunan-bangunan kuno. Koleksi lokomotif uap dan gerbong-gerbong lawasnya pun bisa dikatakan yang terlengkap yang bisa ditemui di Indonesia, museum ini juga menyimpan koleksi lain yang berkaitan dengan kereta api, seperti mesin etak tiket kereta api, timbangan barang dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa koleksi yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa:

Museum Kereta Api Ambarawa

Lokomotif C2407
Lokomotif bersejarah ini pernah digunakan untuk mengantar para pejuang ke medan perang di masa perjuangan melawan penjajah. Perusahaan kereta api swasta Belanda NIS membeli lokomotif uap jenis ini sebanyak 15 buah dari pabriknya di Belanda, dan datang di Indonesia sekitar tahun 1909 sampai dengan 1912, kelebihan dari lokomotif jenis ini ialah kemampuanya untuk menjelajahi jalur pegunungan. Di masa kejayaanya lokomotif ini digunakan sebagai penarik kereta express. Di masa perjuangan kemerdekaan, lokomotif ini digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangut logistik dan mobilisasi tentara pada rute Parakan - Secang - Magelang - Yogyakarta.


Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa

Gerbong Tangki Air
Gerbong air PBR digunakan sebagai alat untuk mengangkut air ke stasiun, rumah dinas dan sebagai tender air untuk lokomotif uap yang memang menggunakan air yang dipanaskan sebagai sumber tenaga. Gerbong air antik ini dibuat pada tahun 1879 dan digunakan oleh perusahaan kereta api Staatspoorwagen.

Gerbong NR BY Pengok Yogya
Gerbong NR atau gerbong penolong digunakan sebagai gerbong pembantu apabila ada kereta lain yang mengalami gangguan di perjalanan atau disaat ada kejadian luar biasa (PLH). Tidak seperti gerbong biasa, gerbong ini dilengkapi dengan peralatan antara lain kunci-kunci, dongkrak, alat potong dan peralatan lainya. Pada tahun 1904 gerbong NR bergandar dua ini pernah digunakan oleh perusahaan NV Nederlandsc-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Mesin Cetak Tiket Edmonson
Tahukan anda bahwa tiket kereta api Edmonson telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1867 dan terus digunakan selama kurang lebih 112 tahun sampai dengan bulan Oktober tahun 2009 ?. Jenis tiket ini ditemukan oleh Thomas Edmonson pada tahun 1840 seorang ahli pembuat lemari yang menjadi kepala stasiun di New Castle, Inggris. Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api NIS menggunakan mesin cetak ini untuk membuat tiket kereta api jurusan Semarang - Solo - Yogyakarta, kemudian pada tahun 1873 digunakan untuk mencetak tiket kereta api lintas Batavia - Buitenzorg, dan pada tahun 1878 digunakan oleh perusahaan lainya yaitu SS (Staatsspoorwegen) untuk kereta api jurusan Surabaya - Pasuruan.

Museum Kereta Api Ambarawa

Setelah masa kemerdekaan dan perusahaan kereta api diambil alih oleh pemerintah Indonesia, mesin ini masih terus digunakan sampai dengan digantikan oleh tiket yang lebih modern pada sekitar tahun 2009. Saat ini mesin cetak Edmonson masih dapat disaksikan di Museum Kereta Api Ambarawa beserta mesin pendukungnya seperti mesin untuk memberi tanggal pada tiket.

Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa

Selain koleksi-koleksi di atas, masih dapat disaksikan berbagai macam koleksi lainya seperti aneka lokomotif uap dengan berbagai bentuk dan ukuran, sebuah koleksi lokomotif diesel yang lebih modern, aneka gerbong penumpang dan barang, mesin timbangan, mesin pengatur lalulintas kereta api, sebuah roda bergerigi dan banyak lagi yang lainya.

Museum Kereta Api Ambarawa

Lokasi Museum Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa sangat mudah dijangkau karena letaknya di pusat kota dan dekat dengan jalan utama yang menghubungkan kota Semarang dan Yogyakarta. Jalan Tol dari Semarang pun sat ini sudah sampai ke kawasan Bawen, hanya beberapa Km dari Museum Kereta Ambarawa.

Dari Semarang
Wisatawan yang datang dari kota Semarang dapat menggunakan jalan tol Tembalang - Unggaran kemudian dilanjutkan dengan tol Unggaran - Bawen (Baru). Sampai di ujung pintu tol Bawen, belok kanan lalu ke kiri menuju arah Ambarawa / Yogyakarta. Beberapa Km kemudian masuk ke kota Ambarawa anda akan bertemu dengan bundaran dengan tugu tank baja di tengahnya, ambil jalan ke kiri, beberapa ratus meter kemudian anda akan sampai di Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di sebelah kanan. Pintu masuk terletak sebelum menyebrang rel kereta api.

Dari Yogyakarta
Wisatawan yang datang dari Yogyakarta menuju Museum Kereta Api Ambarawa bisa melalui jalan arah Semarang melalui Magelang / Secang. Arah ini sama dengan arah wisatawan yang akan menuju Candi Borobudur dari Yogyakarta. Selepas Secang (Pertigaan ke kiri menuju Dieng / Wonosobo, lurus ke Semarang) ambil jalan ke arah Semarang, jalan yang dilalui berliku di kawasan pegunungan dengan pemandangan yang indah, perjalanan dari Yogyakarta sampai dengan Ambarawa memakan waktu sekitar 2 Jam.

Alternatif lainya ialah melalui Boyolali dan Salatiga, rute ini biasanya digunakan wisatawan yang datang dari kota Surakarta, melewati bagian timur dari Gunung Merbabu. Pemandangan berupa area perkebunan dan perbukitan mewarnai perjalanan jalur ini, waktu tempuh dari Surakarta sampai dengan Museum Kereta Api Ambarawa ialah sekitar 1.5 Jam.

Jam Buka Dan Tiket Masuk

Museum Kereta Api Ambarawa buka setiap hari mulai pukul 8 Pagi sampai dengan jam 4 Sore, Harga tiket masuk Museum Kereta Api Ambarawa:
Dewasa Rp.10.000 / Orang.
Anak Rp.5.000 / orang.

Tiket Museum Kereta Api Ambarawa

Harga Tiket Lainya:
Tiket Lori Wisata Ambarawa - Tuntang PP (7 Km): Rp.10.000 / Orang.
Tiket Kereta Uap Gerigi Mountain Tour Ambarawa - Bedono PP (35 Km): Rp. 50.000 / Orang.

Peta Lokasi Museum Kereta Api Ambarawa



Artikel Lainya