Mengejar Matahari Terbit di Bromo.
Beberapa orang mengatakan walaupun sudah pernah mengunjungi berbagai negara, rasanya belumlah lengkap jika belum menyaksikan matahari terbit di Bromo. Gunung Bromo terletak di Probolinggo, Jawa Timur, di sekitar gunung ini juga terdapat Gunung Tengger dan Semeru. Nama Gunung Bromo mengacu pada Dewa Brahma pada Agama Hindu yang dianut oleh masyarakat Suku Tengger, dimana mereka masih mempertahankan tradisinya, salah satu yang terkenal adalah Upacara Kasada yang diadakan setiap tahun sekali oleh masyarakat Suku Tengger di puncak Gunung Tengger. Namun kawasan yang sering dikunjungi dan diminati wisatawan adalah Gunung Bromo dimana mereka bisa melihat keindahan matahari terbit secara nyaman.
Kawasan Wisata Gunung Bromo bisa dicapai dari kota Surabaya atau Malang dalam waktu 3-4 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Kawasan ini sangat cocok bagi anda yang tidak memiliki jiwa petualang terlalu besar namun ingin mendapatkan sensasi berpetualang di pegunungan dikarenakan fasilitas penunjang yang bermunculan seiring minat wisatawan domestik maupun mancanegara terhadap keindahan matahari terbit di kawasan Gunung Bromo ini. Kondisi jalanan di kawasan ini bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, termasuk jenis kendaraan bus sedang atau minibus selain itu, di kawasan ini banyak terdapat tempat penginapan yang dapat dijadikan alternatif bagi wisatawan yang ingin beristirahat sejenak sebelum tiba waktunya matahari terbit. Tempat penginapan di kawasan ini terdiri dari berbagai macam pilihan harga yang disesuaikan dengan lokasi dekat atau tidaknya dengan puncak gunung dan juga fasilitas yang ditawarkan. Wisatawan dapat memilih tempat penginapan sesuai anggaran yang mereka miliki.

Tak sedikit dari wisatawan yang datang ke kawasan ini menjelang matahari terbit sehingga mereka tidak perlu menginap namun langsung menuju puncak gunung, terutama wisatawan lokal yang berasal dari sekitar Probolinggo seperti Malang ataupun Surabaya. Kondisi yang sedemikian rupa inilah yang membuat banyaknya wisatawan berdatangan dari seluruk pelosok negeri dan dunia, mereka juga dapat membawa anak-anak mereka tanpa kesulitan dan merasa terbebani. Kawasan ini hampir selalu diselimuti kabut tebal bahkan pada waktu siang hari dimana matahari sudah bersinar terik. Pada malam hari suhu di kawasan ini mencapai di bawah 100 derajat Celcius, karenanya bagi anda yang berasal dari daerah panas tidak terbiasa dengan cuaca dingin ini. Terutama pada saat melihat matahari terbit sehingga diperlukan perlengkapan yang dapat membantu mengatasi perubahan cuaca ini seperti jaket tebal, sarung tangan ataupun topi sebagai penutup kepala dan telinga.

Jalan panjang untuk mengejar matahari terbit di kawasan Bromo dimulai sekitar pukul 3 (tiga) dini hari, disaat matahari masih bersembunyi dan malam masih gelap gulita. Untuk mencapai puncak Gunung Penanjakan, diperlukan waktu sekitar setengah jam dari kaki gunung. Wisatawan dapat menuju puncak dengan kendaraan pribadi, yang tentunya diperlukan keahlian dan kesabaran dikarenakan kondisi jalan yang tidak mulus, menanjak, berbelok-belok serta tidak adanya penerangan selama perjalanan. Selain dengan kendaraan pribadi, wisatawan dapat menyewa kendaraan jeep lengkap dengan supir yang merupakan masyarakat setempat dimana mereka sudah terbiasa dengan jalur tersebut. Biaya penyewaan Jeep untuk mencapai puncak Gunung Penanjakan sekitar Rp 250 ribu - 375 ribu yang bisa diisi oleh 4-5 orang. Pada musim liburan, dimana jumlah wisatawan meningkat tajam menyebabkan Jeep harus memarkir kendaraan cukup jauh dari puncak gunung hingga mencapai 2 km, di puncak gunung ini bermunculan Ojek Motor yang membantu para wisatawan yang tidak mampu/mau menuju puncak secara berjalan kaki dengan biaya berkisar Rp 15.000 - 30.000.

Lokasi yang strategis untuk melihat matahari terbit adalah dari puncak Gunung Penanjakan, dimana dari sebelah timur, para wisatawan bisa melihat keindahan dari Sang Pencipta dengan terbitnya Sang Surya secara perlahan naik dari balik dinginnya kabut pagi. Sedangkan di sisi barat, pemandangan yang tak kalah indahnya berupa hamparan Gunung Bromo, Batok, Widodaren dan Semeru serta puncak gunung Tengger yang hampir selalu diselimuti kabut tebal. Disinilah saat yang baik untuk mengagumi keindahan alam yang tidak bisa ditandingi oleh keindahan buatan manusia. Tiada satu katapun yang mampu mendeskripsikan secara tepat keindahan ciptaan Tuhan ini.

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia, pada tahun 2011, Gunung Bromo meletus sehingga pada saat ini terdapat lautan pasir yang terhampar di sekitar kawah Gunung Bromo. Setelah matahari terbit, wisatawan dapat meluangkan waktu sejenak dengan bermain kuda di lautan pasir atau mendaki gunung. Tempat wisata yang bisa dikunjungi di kawasan ini antara lain bukit-bukit yang bentuknya menyerupai tokoh rekaan di film anak-anak, yaitu Teletubbies. Kawasan ini juga pernah menjadi lokasi syuting film Pasir Berbisik yang dibintangi Dian Sastro, tepatnya di padang pasir savanna. Kedua tempat inilah yang menjadi tujuan wisatawan, selain puncak Gunung Penanjakan, di kawasan Gunung Bromo. Untuk menikmati keindahan di kawasan Gunung Bromo ini, akan lebih baik jika anda tidak berkunjung di saat musim liburan. Pada musim liburan, kawasan ini sangat ramai dengan wisatawan domestik dan mancanegara sehingga anda akan merasa tidak nyaman untuk berwisata secara tenang, damai dan nyaman. Perjalanan panjang mengejar matahari terbit di Gunung Bromo terbayar penuh begitu Sang Surya terbit. (Dylla Aswin, Indotravelers).