Selain beragam objek wisata alam, Kabupaten Sukabumi juga
memilik beragam kesenian unik dan menarik, dan terdapat empat daerah utama
kampung adat. Keempat kampung adat tersebut yaitu : Kampung Adat Gri Jaya,
Sinaresmi, Ciptagelar dan kampung adat Sinarasa.
Jika anda berwisata ke kampung adat, tidak hanya akan disuguhi keragaman
karya seni adhiluhung, tapi juga pemandangan alam yang asri dan terjaga.
Kesenian Lais.
Terdapat di kampung Cicadas Sinaresmi kecamatan Cisolok. Seni ini
mempertunjukan keahlian serta ketangkasan para pelakunya yang tidak lepas
dari unsur magis antara lain berjalan di atas tambang yang dibentang di
ujung dua buah bambu dan atraksi keangkasan lainya. Atraksi tersebut
didukung seperangkat kendang pencak sebagai pengiringnya.
Kuda Lumping.
Adalah jenis kesenian di kecamatan Surade. Permainannya tidak lepas dari
unsur-unsur kekuatan magis, serta gerakan ritmik kuda lumping diiringi
seperangkat kendang pencak dengan mempertunjukan beberapa aksi seseroan,
mengupas kelapa dengan gigi, memakan pecahan beling, memakan gabah padi
serta atraksi lainya.
Kesenian Topeng.
Salah satu kesenian yang berada di kampung adat Ciptarasa, kecamatan
Cisolok. Merupakan salah satu jenis kesenian teater rakyat yang menggunakan
topeng sebagai alat dalam membawakan alur cerita penuh humor.
Kesenian Gondang Buhun.
Kesenian ini masih hidup di kalangan masyarakat desa Gunung Bentang,
kecamatan Sagaranten. Jaman dahulu acara ini biasa digelar pada acara
menumbuk padi secara gotong royong oleh pra kaum Ibu tani dengan menggunakan
alat berupa lesung dan halu.
Kesenian Parebut Seeng.
Kesenian ini terdapat di kecamatan Cicurug. Kemunculan kesenian ini berawal
dari dua kelompok perguruan silat Cimande, dengan iringan kendang pencak
silat tepak padungdung, kegiatan parebutan seeng berlangsung seru.
Kesenian Gekbreng.
Adalah seni teater rakyat yang masih hudup di kecamatan Geger Bitung. Cerita
yang diperagakan pada saat pagelaran dimulai dari pengungkapan rasa suka dan
duka kehidupan seniman, dilakukan secara spontanitas. Cerita yang dbawakan
sesuai dengan situasi serta tuntutan masyarakat yang berkembang pada saat
ini.
Kesenian Angklung Buncis.
Berada di desa Gunung Bentang, kecamatan Sigaranten. Angklung buncis secara
tradisional dilaksanakan pada saat masyarakat melaksanakan kegiatan upacara
menanam padi di sawah dengan bunyi angklung lagu buncis yang khas menurut
tradisinya. Lagu-lagu yang biasa dibawakan antara lain lagu Buncis, Bancet,
Rawa, Engko, Buncis Balak, Manuk Gunung, dan Oray Orayan disertai gerakan
lucu dari pelakunya.
Kesenian Dog Dog Lojor.
Seni musik tradisional yang menggunakan dog dog panjang terbuat dari bambu
berpadu serasi dengan dentang angklung besar. Seni ini biasanya digelar
mengiring kegiatan mengangkut padi dari lantaian ke lumbung padi di kampung
adat Ciptarasa , kecamatan Cisolok.
Kesenian Jipeng.
Seni tradisional di kampung adat Ciptarasa, kecamatan Cisolok. Digelar untuk
menghibur masyarakat kampung adat yang ingin menyaksikan upacara adat serah
tahun. Jipeng menyuguhkan lagu-lagu diiringi Tanji, Clarinet, Saxophone dan
Drum. Peralatan musik tersebut merupakan peninggalan penjajah.
Kesenian Teater Uyeng.
Merupakan bentuk teater rakyat yang berasal dari Sukabumi. Pembeda dengan
teater rakyat lainya ialah kehadiran tokoh sakral Raja Uyeng di panggung
pertunjukan. Kini teater Uyeng disajikan dengan bentuk hiburan, namun masih
mempertahankan idiom Uyeng lama. (indotravelers.com)