WISATA DI PULAU SUMBAWA
Tambora
Tambora adalah sebuah gunung di nusa tenggara barat yang memiliki
kaldera dengan diameter mencapai 6,2 Km. Kaldera sebesar itu terbentuk
dari letusan yang terjadi pada tahun 1815, membuat gunung yang pada pada
mulanya memiliki ketinggian 4200 meter kehilangan puncaknya dan saat ini
hanya tersisa sampai dengan ketinggian 2800 meter saja. Tidak hanya
besar, kaldera tambora juga sangat dalam, kedalamannya mencapai 1500
meter. Letusan besar itu benar-benar membuat isi perut Tambora menjadi
kosong.
Memang cerita mengenai tambora sangat identik dengan letusannya,
bagaimana tidak, letusan tambora pada tanggal 5 April 1815 dan
berlangsung lebih dari seminggu tersebut ialah letusan gunung terbesar
di dunia yang pernah tercatat oleh manusia. Letusan gunung Toba bisa
membuat kaldera lebih besar yang kini berupa danau Toba, konon skala
letusannya lebih besar dan hampir memusnahkan peradaban manusia di muka
bimi, namun berbeda dengan letusan Tambora letusan Gunung Toba terjadi
di jaman pra sejarah.
Pada puncak letusannya, suara gemuruh dari letusan Tambora dapat
didengar sampai di pulau Sumatra yang berjarak lebih dari 2500 Km dan
membunuh lebih dari 70.000 nyawa di masa itu. Bayangkan bila itu terjadi
sekarang, pastilah lebih banyak lagi korban yang jatuh.
Selain di Indonesia, dampak letusanTambora juga sampai ke Eropa, dimana
pada tahun tersebut tidak ada musim panas di eropa, abu tebal Tambora
menutupi hampir semua permukaan bumi dan membuat pertanian banyak yang
rusak.
Tambora saat ini
Walau sudah tertidur, saat ini gunung tambora bukan gunung yang mudah
untuk didaki. Dibutukan 2 hari pendakian untuk bisa menapakan kaki di
puncaknya. Karena kesulitan itulah maka jarang sekali wisatawan biasa
yang melakukan pendakian ke puncak gunung ini, kebanyakan dari mereka
ialah para peneliti atau para pecinta alam dan pendaki gunung.
Terdapat beberapa alternatif jalur pendakian ke puncak Tambora, yang
paling umum ialah melewati desa Pancasila. Jalur pendakian melalui desa
Pancasila melewati 5 pos pendakian, selama perjalanan kita akan disuguhi
tanjakan dengan kemiringan mencapai 60 derajat. Udara yang lembab
membuat banyak lintah daun / pacet yang bergelantungan di daun siap
menghisap darah anda, bahkan tumbuhan di sini dapat menyengat, membuat
luka bengkak yang tidak hilang sampai berbulan-bulan. Bagi kebanyakan
orang mungkin ini adalah hal yang menakutkan dan dihindari, namun bagi
sebagian kecil lainnya yang memang menyukai petualangan, halangan
tersebut ialah tantangan dengan bayaran keindahan kaldera Tambora yang
menyimpan peristiwa besar di masa lampau.
(Yogi,
Indotravelers.com)
|